Sunday, May 10, 2015

Penerapan Sistem Irigasi Intermittent dan Pemurnian Air Irigasi Sawah di Desa Banjararum

Indonesia sebagai negara agraris tentu sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani dan mempunyai lahan persawahan. Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang juga memiliki pertanian dibidang persawahan. 
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil sawah adalah irigasi. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian, karena tanaman butuh air untuk hidup dan memenuhi kebutuhan tanaman.
Seperti hal nya para petani di desa Banjararum yag menggunakan irigasi dengan sistem tergenang kontinyu. sistem yang mengaliri air ke lahan secara terus menerus dari sumber air.

Tetapi seperti yang terjadi pada masa kini, jumlah sumber air semakin terbatas. Banyak sumber air yang lebih di peruntukkan untuk kebutuhan masyarakat. belum lagi ditambah dengan masalah kekurangan air pada saat musim kemarau. hal-hal tersebut yang harus diperhatikan oleh para petani. bagaimana cara untuk menghemat air untuk irigasi agar produksi mereka tetap baik. oleh karena itu, penerapan sistem irigasi inttermitent pada sawah di desa Banjararum di harapkan menjadi solusi untuk masalah di atas.

  • Apakah Sistem Irigasi Intermittent itu?
Sistim berselang (intermitten flow) pada hakikatnya adalah pemberian air dengan rotasi terputus–putus. Dengan sistim Intermitten Flow (sistem irigasi berselang) diharapkan dapat memperkecil jumlah air yang terbuang, sehingga tidak terjadi inefisiensi di lapangan.

  • Fungsi Sistem Irigasi Intermittent
Pengairan berselang (intermittent irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Kondisi seperti itu ditujukan antara lain untuk :
• Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
• Memberi kesempatan pada akar tanaman untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam
• Mengurangi timbulnya keracunan besi
• Mengurangi penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar
• Mengaktifkan jasad renik mikroba yang menghambat
• Mengurangi kerebahan
• Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah)
• Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
• Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
• Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus 


  •  Cara Melakukan Sistem Irigasi Intermittent

a)  Tanam bibit dalam kondisi sawah macak-macak.

b) Pergiliran air dilakukan selang 3-5 hari, tinggi genangan pada hari pertama 3 cm dan lahan sawah diairi lagi pada hari ke 5. Cara pengairan ini berlangsung sampai fase anakan maksimal.

c)  Petakan sawah digenangi terus mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji.

d)  Sekitar 10-15 hari sebelum panen, sawah dikeringkan.

e)  Pengecekan kondisi air dapat menggunakan alat sederhana yaitu pipa dari paralon yang sisi-sisinya dilubangi atau bahan lain yang ditanam ditanah. Bila permukaan air berada pada kedalaman 15-20 cm, maka dilakukan pengairan



Gambar di atas merupakan salah satu contoh sistem irigasi berselang. Jadi pipa aliran air untuk irigasi di beri tutup-tutup yang dapat di tutup pada saat sawah tidak dalam waktu tergenang. penerapan model irigasi berselang dapat di sederhanakan hanya dengan memberi sekat pada aliran air yang dapat di buka dan di tutup.


  • Pemurnian Air Irigasi 

Selain masalah sistem irigasi yang dapat diubah, masalah lain timbul dari sumber air yang digunakan untuk irigasi. Pada hasil survey kami di desa Banjararum, dapat diketahui bahwa sumber aliran irigasi diduga terkontaminasi oleh limbah rumah tangga. Terbukti pada saat survey, sumber air di gunakan untuk mandi. Sehingga dapat diduga air tersebut mengandung residu yang akan mengalir ke lahan pertanian, selain itu dapat terserap pula oleh padi yang sedang di tanam. Hal tersebut tentu dapat membahayakan konsumen dari padi tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk mengurangi residu tersebut.
Salah satu upaya untuk mengurangi masalah tersebut adalah dengan pemurniann air irihgasi. Dengan cara tersebut setidaknya residu pada air irigasi dapat diminimalkan. Salah satu cara sederhana untuk pemurnian air adalah dengan tanaman kangkung.
Mengapa kangkung? 

Kangkung  dapat menjadi penjernih air sederhana terutama limbah rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disebutkan sebagai salah duanya adalah proses fotosintesis dari tanaman tersebut. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakeri untuk memproduksi energi terpakai atau nutrisi dengan memanfaatkan energi cahaya. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon. Dalam  fotosintesis, karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpanan energi. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Dan faktor lain adalah proses respirasi. Dalam istilah sederhana, respirasi adalah kebalikan fotosintesis. Ini adalah proses di mana zat makanan dipecah dalam kehadiran oksigen untuk membebaskan energi, terutama sebagai panas. Karbondioksida dihasilkan sebagai produk. Respirasi terjadi di semua sel tumbuhan dan terus berlangsung tanpa cahaya.
Caranya adalah dengan menanam tanaman kangkung yang memiliki potensi untuk menjernihkan air limbah rumah tangga secara alami, tetapi air tersebut masih belum aman di konsumsi. Selain itu, dapat mengurangi polusi air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan bakteri penular penyakit. Semakin lama berada di air kotor atau air limbah rumah tangga, maka tanaman kangkung dan kiambang akan semakin banyak menyerap zat-zat yang terkandung di dalam air. Sehingga air tersebut menjadi lebih jernih dari hari ke hari dan bau yang tidak sedap mulai berkurang. Tanaman kangkung memiliki kemampuan lebih cepat dalam menjernihkan air limbah rumah tangga dari pada tanaman kiambang. Semakin jernih air limbah karena tanaman tersebut maka semakin banyak jumlah endapan yang dihasilkan. 

 Kangkung dapat ditanam di sekitar area sumber air, sehingga air irigasi dapat di jernihan sebelum di alirkan ke lahan persawahan. 

Jadi, dengan adanya penerapan sistem irigasi intermittent dan penanaman kangkung sebagai cara pemurnian air irigasi tersebut dapat menjadi solusi untuk pemecahan masalah di desa Banjararum, Kecamatan Singogasri, Kabupaten Malang.

No comments:

Post a Comment